tag:blogger.com,1999:blog-54784091799515774992024-03-08T08:12:32.588-08:0003sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-22910624927596569942011-10-21T19:28:00.000-07:002011-10-21T19:28:58.473-07:00<div><script src="http://www.widgeo.net/message.php?msg=PERAWAT&adult=adult&cat=Sciences&big=&cl=redwhiteblue"></script><br><br />
<noscript><a href="http://www.widgeo.net">widgeo.net</a></noscript><br />
<a href="http://www.widgeo.net"><img alt="widgeo.net" border="0" src="http://www.widgeo.net/img/logopm.png"></a></div>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-4638113130678817672011-10-21T19:20:00.000-07:002011-10-21T19:20:01.942-07:00<script type="text/javascript"
src="http://www.gas-cost.net/widget.php?lang=en">
</script>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-67124462508931881872011-10-21T19:18:00.000-07:002011-10-21T19:18:07.319-07:003jam: Free Your Phone Number<a href="http://www.3jam.com/3jam_purchase.php#.TqIlrES0V68.blogger">3jam: Free Your Phone Number</a>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-64128718613337051812011-10-21T19:10:00.000-07:002011-10-21T19:10:11.415-07:003jam: Free Your Phone Number<a href="http://www.3jam.com/3jam_purchase.php#.TqIlrES0V68.blogger">3jam: Free Your Phone Number</a>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-3806794757137695582011-10-21T18:00:00.000-07:002011-10-21T18:00:23.390-07:00ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN WAHAMASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM<br />
Disampaikan oleh : Aan Somana<br />
<br />
Berbagai macam masalah kehilangan dapat terjadi pada paska bencana, baik itu kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini merupakan stresor yag menyebabkan stres pada mereka yang mengalaminya. Bila stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan pasien dapat mengalami waham.<br />
<br />
A. TUJUAN PEMBELAJARAN<br />
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :<br />
1. Mengkaji data yang terkait masalah waham<br />
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan waham <br />
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan waham<br />
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan waham<br />
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah waham<br />
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan waham <br />
<br />
B. PENGKAJIAN<br />
1. Pengertian<br />
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.<br />
<br />
2. Tanda dan Gejala waham adalah :<br />
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap perilaku berikut ini:<br />
a. Waham kebesaran <br />
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan <br />
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. <br />
Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya <br />
punya tambang emas”<br />
b. Waham curiga<br />
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. <br />
Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup <br />
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”<br />
c. Waham agama<br />
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan <br />
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian <br />
putih setiap hari”<br />
d. Waham somatik<br />
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.<br />
Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak <br />
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan <br />
bahwa ia terserang kanker.<br />
<br />
e. Waham nihilistik<br />
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.<br />
Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”<br />
<br />
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :<br />
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?<br />
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?<br />
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?<br />
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?<br />
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?<br />
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?<br />
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?<br />
<br />
<br />
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. <br />
<br />
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.<br />
<br />
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN<br />
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan:<br />
<br />
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM<br />
<br />
D. TINDAKAN KEPERAWATAN<br />
1. Tindakan keperawatan untuk pasien<br />
a. Tujuan<br />
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap<br />
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar<br />
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan<br />
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar<br />
b. Tindakan<br />
1) Bina hubungan saling percaya<br />
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:<br />
a). Mengucapkan salam terapeutik<br />
b). Berjabat tangan<br />
c). Menjelaskan tujuan interaksi<br />
d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu <br />
pasien.<br />
2) Bantu orientasi realita<br />
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien<br />
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman <br />
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari<br />
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya<br />
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas. <br />
3) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.<br />
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien<br />
5) Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki<br />
6) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki<br />
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum<br />
8) Melatih minum obat yang benar<br />
<br />
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi<br />
<br />
SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya<br />
<br />
SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar<br />
<br />
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga<br />
a. Tujuan :<br />
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien<br />
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang <br />
dipenuhi oleh wahamnya.<br />
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara <br />
optimal<br />
b.Tindakan :<br />
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.<br />
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien<br />
3) Diskusikan dengan keluarga tentang:<br />
a) Cara merawat pasien waham dirumah<br />
b) Follow up dan keteraturan pengobatan<br />
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.<br />
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat) <br />
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera<br />
6) Latih cara merawat<br />
7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga.<br />
<br />
SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien.<br />
<br />
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga<br />
<br />
E. EVALUASI<br />
1. Kemampuan pasien dan keluarga<br />
<br />
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA <br />
DENGAN MASALAH WAHAM<br />
<br />
Nama pasien : .................<br />
Nama ruangan : ...................<br />
Nama perawat : ...................<br />
<br />
Petunjuk pengisian:<br />
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.<br />
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian<br />
<br />
<br />
No <br />
Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl<br />
<br />
A Pasien<br />
1 Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan <br />
2 Menyebutkan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi <br />
3 Mempraktekkan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi <br />
4 Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki <br />
5 Mempraktekkan kemampuan positif yang dimiliki <br />
6 Menyebutkan jenis, jadual, dan waktu minum obat <br />
7 Melakukan jadwal aktivitas dan minum obat sehari-hari <br />
B Keluarga <br />
1 Menyebutkan pengertian waham dan proses terjadinya waham <br />
2 Menyebutkan cara merawat pasien dengan waham <br />
3 Mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham <br />
4 Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah <br />
(discharge planning)<br />
2.Kemampuan perawat<br />
<br />
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN WAHAM<br />
<br />
Petunjuk pengisian:<br />
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).<br />
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.<br />
<br />
<br />
No <br />
Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl<br />
<br />
A Pasien<br />
SP I p <br />
1 Membantu orientasi realita <br />
2 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi <br />
3 Membantu pasien memenuhi kebutuhannya <br />
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian <br />
Nilai SP I p <br />
SP II p <br />
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien <br />
2 Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki <br />
3 Melatih kemampuan yang dimiliki <br />
Nilai SP II p <br />
SP III p <br />
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien <br />
2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur <br />
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian <br />
Nilai SP III p <br />
B Keluarga <br />
SP I k <br />
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien <br />
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya <br />
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham <br />
Nilai SP I k <br />
SP II k <br />
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham <br />
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham <br />
Nilai SP II k <br />
SP III k <br />
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning) <br />
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang <br />
Nilai SP III k <br />
Total nilai: SP p + SP k <br />
Rata-rata <br />
<br />
<br />
F. MENDOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN<br />
<br />
1. Berikut adalah pedoman pengkajian dari diagnosa keperawatan waham. Format <br />
pengkajian lengkap dapat dilihat di modul <br />
<br />
Latihan<br />
Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham menggunakan format yang tersedia<br />
<br />
Proses pikir<br />
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial<br />
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking<br />
[ ] Kehilangan assosiasi [ ] Pengulangan bicara<br />
Isi pikir<br />
[ ] Obsesi [ ] Fobia<br />
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait<br />
[ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis<br />
<br />
Waham<br />
[ ] Agama [ ] Somatic [ ] Kebesaran [ ] Curiga<br />
<br />
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir<br />
<br />
G. Terapi Aktivitas Kelompok<br />
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan waham adalah:<br />
1. TAK orientasi realitas<br />
TAK orientasi realitas terdiri dari tiga sesi yaitu:<br />
a. Sesi 1: Pengenalan orang<br />
b. Sesi 2: Pengenalan tempat<br />
c. Sesi 3: Pengenalan waktu<br />
<br />
<br />
<br />
2. TAK sosialisasi<br />
TAK sosialisasi terdiri dari tujuh sesi yaitu:<br />
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri<br />
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan <br />
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap<br />
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu<br />
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi<br />
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama<br />
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi<br />
<br />
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok<br />
<br />
H. Pertemuan Kelompok Keluarga<br />
<br />
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar.sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-24230950870695333032011-10-20T06:15:00.000-07:002011-10-20T06:15:52.473-07:00ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIALASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL<br />
oleh : ASEP HERMAWAN<br />
<br />
<br />
A. Tujuan Pembelajaran<br />
<br />
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara mampu:<br />
1. Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial<br />
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial<br />
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial<br />
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial<br />
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial<br />
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial<br />
<br />
B. Pengertian <br />
<br />
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. <br />
<br />
C. Pengkajian<br />
<br />
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga. <br />
<br />
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah: <br />
• Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain <br />
• Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain<br />
• Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain<br />
• Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu<br />
• Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan<br />
• Pasien merasa tidak berguna<br />
• Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup<br />
<br />
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif:<br />
• Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?<br />
• Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?<br />
• Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?<br />
• Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?<br />
• Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?<br />
• Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?<br />
• Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?<br />
• Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?<br />
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi:<br />
• Tidak memiliki teman dekat<br />
• Menarik diri<br />
• Tidak komunikatif<br />
• Tindakan berulang dan tidak bermakna<br />
• Asyik dengan pikirannya sendiri<br />
• Tak ada kontak mata<br />
• Tampak sedih, afek tumpul<br />
<br />
D. Diagnosa Keperawatan<br />
<br />
Isolasi Sosial<br />
<br />
E. Tindakan Keperawatan<br />
<br />
1.Tindakan keperawatan untuk pasien. <br />
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu<br />
1) Membina hubungan saling percaya <br />
2) Menyadari penyebab isolasi sosial<br />
3) Berinteraksi dengan orang lain<br />
<br />
b. Tindakan<br />
<br />
1) Membina Hubungan Saling Percaya<br />
<br />
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya, adalah : <br />
• Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien<br />
• Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien<br />
• Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini<br />
• Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana<br />
• Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi<br />
• Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien<br />
• Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan<br />
<br />
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan. <br />
<br />
<br />
<br />
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial <br />
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai berikut : <br />
• Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain<br />
• Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain<br />
3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain<br />
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki <br />
banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka<br />
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan<br />
Dilakukan dengan cara:<br />
• Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain<br />
• Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien<br />
5). Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap<br />
<br />
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya.<br />
<br />
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut: <br />
• Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan Saudara<br />
• Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau keluarga)<br />
• Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.<br />
• Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.<br />
• Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.<br />
<br />
<br />
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal <br />
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan<br />
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,<br />
dan mengajarkan pasien berkenalan <br />
<br />
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap <br />
(berkenalan dengan orang pertama -seorang perawat-)<br />
<br />
SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien) <br />
<br />
2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga<br />
<br />
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial <br />
<br />
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial<br />
<br />
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari. <br />
<br />
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:<br />
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.<br />
2) Menjelaskan tentang: <br />
• Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.<br />
• Penyebab isolasi sosial.<br />
• Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain: <br />
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji.<br />
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.<br />
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah. <br />
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.<br />
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial<br />
4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.<br />
5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga<br />
<br />
<br />
<br />
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial <br />
<br />
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien<br />
<br />
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga<br />
<br />
F. Evaluasi<br />
1.Kemampuan pasien dan keluarga<br />
<br />
<br />
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA <br />
PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL<br />
<br />
Nama pasien : .................<br />
Ruangan : ...................<br />
Nama perawat:...................<br />
Petunjuk pengisian:<br />
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.<br />
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi<br />
<br />
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl<br />
A Pasien<br />
1 Menyebutkan penyebab isolasi sosial <br />
2 Menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain <br />
3 Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain <br />
4 Berkenalan dengan satu orang <br />
5 Berkenalan dengan dua orang atau lebih <br />
6 Memiliki jadwal kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian <br />
7 Melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal harian <br />
B Keluarga<br />
1 Menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial <br />
2 Menyebutkan cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial <br />
3 Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi sosial <br />
4 Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai untuk pasien isolasi sosial <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
2.Kemamapuan perawat<br />
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT <br />
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL<br />
Nama pasien : .................<br />
Ruangan : ...................<br />
Nama perawat:...................<br />
Petunjuk pengisian:<br />
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).<br />
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.<br />
<br />
No <br />
Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl<br />
<br />
A Pasien<br />
SP I p <br />
1 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien <br />
2 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain <br />
3 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain <br />
4 Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang <br />
5 Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian <br />
Nilai SP I p <br />
SP II p <br />
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien <br />
2 Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang <br />
3 Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian <br />
Nilai SP II p <br />
SP III p <br />
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien <br />
2 Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih <br />
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian <br />
Nilai SP III p <br />
B Keluarga <br />
SP I k <br />
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien <br />
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya <br />
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial <br />
Nilai SP I k <br />
SP II k <br />
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial <br />
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial <br />
Nilai SP II k <br />
SP III <br />
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning) <br />
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang <br />
Nilai SP III k <br />
Total nilai : SP p + SP k <br />
Rata-rata <br />
<br />
G. Dokumentasi Asuhan Keperawatan<br />
<br />
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.<br />
<br />
1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial<br />
<br />
<br />
Hubungan Sosial<br />
a. Orang yang berarti bagi pasien:<br />
<br />
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:<br />
<br />
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain:<br />
<br />
<br />
Masalah keperawatan: --------------------------------------------------------------<br />
<br />
<br />
<br />
H. Terapi Aktivitas Kelompok<br />
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah:<br />
1. TAK sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:<br />
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri<br />
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan <br />
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap<br />
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu<br />
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi<br />
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama<br />
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi<br />
<br />
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok<br />
<br />
I. Pertemuan Kelompok Keluarga<br />
<br />
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar.sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-45408744499310760062011-10-15T00:43:00.000-07:002011-10-15T03:47:01.658-07:00<blink><b>SELAMAT DATANG</b></blink><br />
<br />
<marquee direction="left"><b>Selamat Datang di blog asep hermawan guntara </b></marquee><br />
<br />
<marquee direction="up" onmouseout="this.start()" onmouseover="this.stop()"><b>Selamat Datang dan salam sukses </b> </marquee>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-26075593260152889922011-06-14T05:40:00.000-07:002011-06-14T05:40:00.846-07:00enol tiga: Perhitungan jumlah tetesan infus<a href="http://enoltiga.blogspot.com/2011/05/perhitungan-jumlah-tetesan-infus.html?spref=bl">enol tiga: Perhitungan jumlah tetesan infus</a>: " 1. menghitung tetesan infus Tetesan per menit = Keb.cairan(cc) X Tetesan dasar waktu( jam) 60..."sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-74308143887236198412011-05-06T18:36:00.000-07:002011-05-06T18:36:29.999-07:00Perhitungan jumlah tetesan infus<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
1. <strong>menghitung tetesan infus</strong><br />
<br />
Tetesan per menit = <u>Keb.cairan(cc) </u>X <u>Tetesan dasar</u><br />
waktu( jam) 60 (detik)<br />
Mikro =60 tetes/cc<br />
Makro =20 tetes/ cc<br />
Infu set = 15 tetes/cc<br />
Cara cepat : <u>keb.cairan</u> (cc) X 1/3 makro1/1 mikro<br />
waktu(jam)<br />
contoh: cairan 500 cc harus habis dalam 10 jam<br />
jawab: <u>500 cc </u>X 1/3 makro =16,6 GTT/MENIT<br />
10 JAM<br />
2. <strong>perhitunGaan tes rumple led</strong><br />
Rumus : <u>sistol + diasto</u><u> </u><br />
2<br />
contoh ; TD; 120/80mmhg JAWAB 120+80 :2= 100mmhg DITAHAN SELAMA 15 MENIT DAN HASIL NYA POSITIF BILA DI DALAM LINGKARAN 5 CM TERDAPAT LEBIH DARI 10 BERCAK MERAH (PETECT)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-59964505100374691552011-04-21T23:18:00.000-07:002011-05-06T18:17:12.877-07:00ISTILAH BIOLOGI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">PENGERTIAN ISTILAH BIOLOGI<br />
<br />
biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata BIOS dan LOGOS<br />
BIOS = kehidupan<br />
LOGOS = ilmu<br />
jadi Biologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan, Dalam bahasa indonesia sering kali di sebut dengan istilah ''ilmu hayat''.<br />
dalam ilmu ini di pelajari segala hal yang berhubungan dengan mahluk hidup ,mulai dari bentuk yang sederhana yakni virus dan bakteri, sampai pada bentuk rumit yakni hewan bertulang punggung dan tumbuhan( manusia di masukan k dalam glongan hewan). zat-zat penyusun mahluk hidup, zat-zat yang di butuhkan hidup dan segala hal yang ada kaitannya dengan organisme dan lingkungannya.<br />
<br />
Mengapa kita mempelajari Biologi?<br />
<br />
Kita mempelajari biologi, karena berguna untuk:<br />
- Mengenal susunan tubuh manusia sendiri agar tahu bagaimana memelihara diri agar sehat dan bagai mana cara menyembuhkan kalau jatuh sakit<br />
- Mengenal mahluk di sekeliling, yang langsung tak langsung ada kaitan dengan kehidupan manusia<br />
- Mengambil perbandingan terhadap berbagai fenomena kehidupan mahluk, sehingga dapat di pakai sebagai pembantu memecahkan masalah yang timbul pada tubuh manusia atau alam kehidupannya.<br />
- Bahan atau objek dlam biologi ikut menunjang perkembangan ilmu dan teknologi demi meningkatkan kesejahteraan umat manusia.<br />
Lewat Biologi orang dapat meningkatkan produksi serta mutu suatu bahan makanan atau obat( bibit unggul atau mikroba penghasil anti biotika), penyinaran, teknik rekayasa genetik, pengendalian populasi dan sebagainya.merupakan beberapa cara untuk meningkatkan nilai kehidupan,<br />
<br />
PEMBAGIAN BIOLOGI<br />
Biologi di bagi atas 2 bagian besar<br />
1. Botani adalah mengenai ilmu tumbuhan<br />
2. Zoologi adalah mengenai ilmu hewan<br />
<br />
Tiap bagian besar ini atau merupakan gabungan kedua nya, di bagi-bagi lagi atas cabang-cabang ilmu sebagai berikut :<br />
1. Morfologi : ilmu tentang susunan dan bentuk luar tubuh organisme, biasanya di bidang botani.<br />
2. Anatomi : ilmu tentang alat atau organ<br />
3. Sitologi/ biologi sel : ilmu tentang sel dan perilakunya.<br />
4. Histologi : ilmu tentang jaringan suatu organ<br />
5. Embriologi : ilmu tentang pertumbuhan dalam kandungan( dari telur hingga embrio)<br />
6. Fisiologi : ilmu tentang fungsi atau fiil alat tubuh( proses dan kegiatan yang terjadi dalam tulang ).<br />
7. Genetika : ilmu keturunan ( pewarisan )<br />
8.Ekologi : ilmu hubungan timbal balik antara mahluk hidup dan lingkungannya.<br />
9. Evolusi : ilmu perubahan mahluk berdasarkan perubahan lingkungan secara geologis, meteorologis dan astronomi<br />
10. Mikrobiologi : ilmu jasad renik (mikroba) yang terdiri dari virus, bakteri, jamur dan beberapa ganggang( mikroba tumbuhan )<br />
11. Farasitologi : ilmu hewan parasit terdiri dari Protozoa,Cacing dan Anthropoda<br />
12. Patologi : ilmu penyakit, baik hewan ternak, tumbuhanmaupun manusia.<br />
13. Sistematik (taxonomi) : ilmu klasifikasi mahluk hidup.<br />
14. Palaeontologi : ilmu kehidupan MH di masa lampau berdasarkan petunjuk fosil.<br />
15. Radiobiologi : ilmu pengaruhnya bahan radioaktif terhadap tubuh mahluk hidup.<br />
<br />
TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN<br />
<br />
Ada 3 teori asal usul kehidupan di bumi yaitu :<br />
1. Abiogenesis<br />
2. Biogenesis<br />
3. Evolusi kimia<br />
4. Evolusi biologi<br />
<br />
1. Abiogenesis( teori Generatio Spontanea)<br />
Aristoteles ( 384-322 M) berpendapat bahwa mahluk hidup berasal dari benda mati, seperti pada lumpur/ tempat busuk bisa muncul ulat yang sebelumnya tidak ada dan ulat tersebut akan tumbuh jadi lalat atau nyamuk<br />
JHON NEEDHAM (1713-1781)<br />
Mendukung Generatio Spontanea. Ia mengisi beberapa gelas dengan kaldu daging kemudian di sumbat rapat lalu di panaskan dengan abu panas untuk beberapa lama,maksudny agar mikroba dalam kaldu mati. kemudian gelas di biarkan dalam suhu kamar, dala beberapa hari kemudian muncul kembali. ia menyimpulkan bahwa mikroba tersebut muncul dari media.<br />
Dengan di kembangkannya mikroskopoleh A.V Leeuwenhok,yang membuktikan bahwa dalam setetes air rendaman jeramipun banyak terkandung mikroba, memperkuat teori Abiogenesis.<br />
<br />
2. Biogenesis<br />
Fransecco Reddy (1627-1697) membantah teeori Generatio Spontanea, Redi melakukan eksperimen dengan memasukan sepotong daging kepada gelas bermulut lebar,<br />
kel.1: gelas di tutup dengan kertas<br />
kel 2 : gelas di tutup dengan kassa<br />
kel 3 : gelas d biarkan terbuka<br />
<br />
setelah beberapa hari kemudian ternyata :<br />
kel 1 : tidak ada lalat atau belatung<br />
kel 2 : di temukan beberapa ekor lalat pada kasa penutup nya<br />
kel 3 : daging pada gelas ini membusuk dan banyak lalat dan belatung<br />
<br />
Berdasarkan hasil percobaan tesebut Reddy berpendapat bahwa lalat tidak terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi dari telur lalat yang di tinggalkannya .<br />
Lazarro Spalanzani (1729-1799) meragukan percobaan Nedheel, menurut pendapatnya sumbat gabus tidak akan sepenuhnya masuk dan dengan hanya memanaskan gelas dalam panas tidak akan membunuh mikroba, maka ia pun mencoba percobaan Nedham. Ia memanaskan gelas labu yang berisi air kaldu dan di tutup rapat dengan jalan melelehkan leher gelas yang sempit, di mana suhu pemanasannya lebih dari abu panas. sebagai pembanding ia pun melakukan percobaan yang sama, tetapi gelas labu nya tidak di beri tutup( dibiarkan terbuka ). hasil percobaan setelah kedua labu tersebut di inginkan dan di biarkan di tempat terbuka beberapa hari, ternyata pada labu yang terbuka terjadi perubahan air menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak mengandung mikroba, sedangkan pendinginan labu yang tertutup rapat , tidak terjadi perubahan airnya tetap jernih dan tidak mengandung mikroba. tetapi bila tetap di biarkan lebih lama juga mengandung mkroba.<br />
Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya kehidupan hanya jika telah ada suatu bentuk kehidupan sebelumnya jadi mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara<br />
<br />
Lois Pasteur (1822-1895) , brusaha menyempurnakan usaha Spallanzani. Dia menggunakan labu yang tertutup rapat-rapat dengan gabus kemudian di tembus dengan pipa berbentuk huruf S kemudian di panaskan (diseterilkan ) agar seluruh mikroorganisme mati.Pengunaan pipa huruf S agar udara bebas tetap masuk ke dalam labu tetapi mikroba terhalang. Hasil percobaan menunjukan bahwa labu setelah di biarkan beberapa hari, ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ada mikroba. Labu tadi kemudian di miringkan sampai ujung pipa, setelah dibiarkan beberapa waktu, ternyata air kaldu menjadi busuk, karena mikroorganisme di udara masuk ke air kaldu. Berdasarkan hasil percobaan itu maka tumbanglah teori Abiogenesis dan muncul teori Biogenesis yang menyatakan bahwa<br />
'' Omne vivum ex ovo, omne ovum ex viva dan omne vivum ex vivo''<br />
yang berarti bahwa ''setiap mahluk hidup berasal dari telur setiap bertelur berasal dari mahluk hidup dan setiap mahluk hidup bersal dari mahluk hidup juga''.<br />
<br />
3. Evolusi kimia<br />
Lois Pasteur walau pun telah berhasil mengungkapkan teori Biogenesis, tetapi ia belum berhasil menjelaskan kapan dan bagaimana terbentuknya kehidupan yang pertama kali.<br />
Disebut juga teori alam yang mengatakan asal kehidupan memang dari benda mati tetapi hanya terjadi pada suatu kurun zaman dulu. Setelah itu tidak terjadi lagi tercipta mahluk di bumi, sehingga setiap mahluk kemudian bersel dari mahluk juga. Jadi di butuhkan suatu kurun waktu untuk proses pembentukan bahan an organisme di alam menjadi bahan organis dan kemudian berevolusi jadi mahluk sederhana.<br />
Harol urey ( 1893) berpendapat bahwa suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul-molekul gas yang merupakan unsur-unsur penting dalam tubuh mahluk hidup. molekul itu adalah<br />
- Amoniak (NH3)<br />
- Uap air (H2O)<br />
- Hidrogen (H2)<br />
<br />
Selama berjuta-juta tahun zat ini berkembang menjadi berbagai jenis organisme yang lebih kompleks.<br />
Staley miller (1955) murid urey berhasil membuat model alat yang dapat di gunakan untuk membuktikan hipotesis urey. alat ini terdiri dari gelas labu berisi air mendidih, gelas labu lain berisi gas H2,NH3 dan CH3 Elektron untuk membuat loncatan listrik untuk meniru kilat dan petir, pengembun uap air dan penampungan uap air dan bereaksi dengan gas, kemudian turun melewati elektroda turun ke pengembunan. Air yang terjadi di tampung di analisa dengan kertas krometgrafi. Diketahui air mengandung asam amino gula dan aldehida.<br />
Asam amino merupakan komponen dasar protein yang merupakan zat penting untuk membentuk proto plasma yaitu sub tansi komponen dasar kehidupan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
;<br />
<br />
</div>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5478409179951577499.post-56637779950228145632011-04-21T20:12:00.000-07:002011-04-21T20:12:29.106-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="center" style="text-align: left;"> CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT DAN MINERAL</div><div align="center" style="text-align: left;"><br />
</div><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: left;">Cairan tubuh adalah terdiri dari air dan zat terlarut,</li>
<li style="text-align: left;">Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang di sebut ION jika berada dalam larutan.</li>
</ul> cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, miuman dan cairan intravena dan di distribusikan ke seluruh bagian tubuh.<br />
<br />
Fungsi cairan:<br />
<ul style="text-align: left;"><li>Pembawa zat-zat nutrisi (KH,vitamin,mineral)</li>
<li>Pembawa Oksigenke dalam sel-sel tubuh</li>
<li>Mengeluarkan produk hasil metabolisme(CO2dan senyawa nitrat)</li>
<li> Sebagai pelembab jaringn tubuh (mata, mulut dan hidung).</li>
<li>Katalisator reaksi biologik sel.</li>
<li>Pelindung organ dan jaringan tubuh</li>
<li>Menjaga TD dan konsentrasi zat terlarut</li>
<li>Pengatur panas</li>
<li>Menjaga fungsi-fungsi tubuh. </li>
</ul><br />
<br />
PEMBAGIAN CAIRAN TUBUH<br />
<ul style="text-align: left;"><li>Air di dalam komponen tubuh terdiri dari 60 %(air dan elektrolit)</li>
<li>Cairan intra sel (CIS) 40% dari jumlah cairan tubuh.</li>
<li>Cairan ekstrasel (CES) 20% dari jumlah cairan tubuh, terdiri dari</li>
</ul> - Cairan intravaskuler (plasma)5% BB<br />
- Cairan intrasitial 15% BB.<br />
<br />
<br />
TOTAL BODY WATER (TBW)<br />
Total body water adalah presentase dari berat air di bandingkandengan berat badan total<br />
Total Body Water (TBW) bervariasi menurut jenis kelamin, umur, dan kandungan lemak di dalam tubuh<br />
- TBW pada dewasa Pria = 60% dari BB<br />
- TBW pada Perempuan = 50 % dari BB<br />
- TBW pada lansia = 45-50 % dari BB<br />
- TBW pada bayi =75% dari BB </div>sebelashttp://www.blogger.com/profile/00209494551040904915noreply@blogger.com0